Pergaulan yang Sehat Antar Remaja dan Menjaga Diri dari Kehamilan pada Usia Sekolah




Pergaulan yang Sehat Antar Remaja dan Menjaga Diri dari Kehamilan pada Usia Sekolah

Pergaulan sehat dapat ialah proses interaksi antara individu dengan individu lainnya atau individu dengan kelompok yang terjadi secara normal, baik tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya. Sebagai makhluk sosial, agar bisa mendukung terciptanya pergaulan yang sehat, kita harus memperhatikan etika dalam pergaulan kita sehari-hari, alasannya yaitu:
  1. Manusia harus saling berhubungan, mengenal dan membantu dengan sesamanya. Oleh sebab itu, diperlukan etika sehingga proses ini bisa selalu terjaga.
  2. Agar tingkah laku kita bisa selalu diterima dan disenangi oleh siapapun yang bergaul dengan kita. Ada kalanya kita membedakan etika bergaul dengan teman yang sudah kita kenal baik dengan orang yang baru saja kita kenal, atau etika bergaul dengan orang yang kita hormati, misalnya guru dan orang tua kita

Ciri Pergaulan Sehat

Pergaulan sehat memiliki karakteristik, diantaranya yaitu:
  1. Berakhlaq mulia
  2. Senantiasa berprasangka baik
  3. Pemaaf
  4. Jauh dari rasa iri dan dengki
  5. Mempunyai sifat malu
  6. Berusaha menepati janji
  7. Sopan dalam bertutur kata
  8. Selalu senyum dan mengucap salam data bertemu
  9. Selalu mengingat pada kebaikan
  10. Mengunjungi teman yang sedang terkena musibah
  11. Membantu teman yang kesusahan
  12. Memberi nasehat baik
  13. Tidak membicarakan aib teman atau saudaranya

Faktor Pergaulan Sehat

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pergaulan remaja, akankah seorang remaja memiliki pergaulan yang sehat atau justru yang sebalinya. Fator-fator tersebut antara lain:
  1. Kondisi fisik

Penampilan fisik menjadi salah satu aspek penting bagi remaja dalam menjalani aktivitas kesehariannya. Remaja biasanya memiliki standar-standar tertentu tentang sosok fisik ideal yang mereka idamkan. Misalnya, standar cantik yaitu memiliki postur tinggi, tubuh langsing dan berkulit putih.
Akan tetapi, standar kecantikan tersebut merupakan hal yang relatif bagi setiap orang. Oleh sebab itu, remaja harus mensyukuri dan memanfaatkan kondisi fisik yang mereka miliki sebaik mungkin. Remaja harus menanamkan keyakinan di dalam dirinya bahwa keindahan lahiriah bukanlah makna kecantikan yang sesungguhnya. Kecantikan sejati justru berasal dari hati nurani, akhlak, serta kepribadian yang baik.
Dengan menanamkan keyakinan tersebut, diharapkan remaja bisa terhindar dari pergaulan yang tidak sehat karena merasa frustasi dengan kondisi fisik mereka, yang mungkin itu bukanlah kondisi ideal sesuai yang mereka inginkan.
  1. Kebebasan Emosional

Pada umumnya, remaja ingin mendapatkan kebebasan emosional. Mereka ingin bebas melakukan apapun yang mereka sukai. Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Ketika menginjak usia remaja, seseorang biasanya akan berusaha agar argumen atau pendapatnya diakui dan disejajarkan dengan orang dewasa.
Dengan demikian, apabila terjadi perbedaan pendapat anatara anak dan orang tua, dibutuhkan pendekatan yang sifatnya demokratis dan terbuka untuk mengatasi perbedaan pendapat tersebut.
Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu membangun rasa saling pengertian diantara masing-masing pihak untuk memahami sudut pandang satu sama lain. Saling pengertian juga bisa dibangkitkan dengan bertukar pengalaman atau dengan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu secara bersama-sama.
Dalam hal ini, orang tua bisa menempatkan diri pada situasi remaja dan sebaliknya. Metode pemecahan konflik yang aman antara orang tua dan anak yaitu orang tua berusaha menjadi pendengar yang baik, agar anak tidak merasa pendapat mereka diabaikan, sehingga mereka bisa terhindar dari pergaulan yang tidak sehat.
  1. Interaksi sosial

Kemampuan melakukan interaksi sosial juga menjadi salah satu faktor penting dalam membentuk konsep diri yang positif bagi remaja apabila contoh interaksi sosial tersebut dilakukan dengan orang-orang atau di lingkungan yang baik.
Akan tetapi, lingkungan yang kurang baik dengan interaksi sosial di dalamnya yang kurang baik pula dapat menjerumuskan remaja ke dalam pergaulan yang tidak sehat. Oleh sebab itu, remaja harus pandai-pandai dalam memilih lingkungan bergaul.
  1. Pengetahuan terhadap kemampuan diri

Kelebihan atau potensi yang terdapat dalam diri seseorang pada dasarnya bersifat laten. Artinya, potensi tersebut harus digali dan dirangsang terus-menerus agar bisa menjadi optimal. Kita harus bisa melihat sejauh mana potensi yang ada di dalam diri kita dan dijalur mana potensi tersebut terkonsentrasi untuk bisa diperdalam, hingga akhirnya mampu melahirkan karya yang berarti
http://journal.uny.ac.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU "SEPAK BOLA" OLEH JOSEPH A. LUXBACHER,PH. D

SEJARAH PERHITUNGAN ANGKA TENNIS LAPANGAN